Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya
ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk
ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi.
Alinea bukanlah suatu pembagian secara konvensional dari suatu bab yang
terdiri dari kalimat-kalimat, tetapi lebih dalam maknanya dari suatu
kalimat saja. Alinea tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu
kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan
himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian
untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam alinea itu gagasan tadi menjadi
jelas oleh uraian-uraian tambahan yang maksudnya tidak lain utnuk
menampilkan pokok pikiran tadi secara lebih jelas.
Tujuan pembentukan alinea adalah :
- Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain. Oleh sebab itu alinea hanya boleh mengan dung suatu tema, bila terdapat dua tema, maka dipecahkan menjadi dua alinea.
- Memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhatian pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lrbih lama ini, konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah.
Jenis Alinea berdasarkan letak ide pokoknya :
- Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Kemauannya sulit
untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu
harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan
tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
- Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas.
Generalisasi
adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta
khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. Contoh:
Setelah
karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan
Burhan, mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai
tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai
kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup
pandai mengarang.
Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:
- Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan peristiwa khusus.
- Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.
- Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
- Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang.
Analogi
adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang
memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada
persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam
bidang yang lain. Contoh:
Alam
semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin.
Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya,
beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit
berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada
penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar
rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu
adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat
sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti
akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Dalam
paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta.
Mesin saja ada penciptanya, yakni manusia sehingga penulis
berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia
sangat sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan
sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada
ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Hubungan Kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan
fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika
hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena
ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat,
akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.
Jenis alinea berdasarkan bentuk dan sifatnya :
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan konteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:
- Paragraf Persuasif : adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
- Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung.
- Paragraf naratif : adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.
- Paragraf deskritif : adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
- Paragraf eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
Syarat-syarat pembentukan alinea (paragraf) :
Paragraf yang baik harus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan konsistensi penggunaan sudut pandang.
- Kesatuan Paragraf (Kesatuan Pikiran). Untuk menjamin adanya kesatuan paragraf, setiap paragraf hanya berisi satu ide pokok, satu topik/masalah.
- Kepaduan (koherensi). Paragraf dikatakan padu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang berhubungan logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf. Hubungan kalimat tersebut menghasilkan paragraf yang satu padu, utuh, dan kompak. Kepaduan ini dapat dibangun melalui repetisi (pengulangan) kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata transisi, dan bentuk paralel.
- Ketuntasan. Ketuntasan ialah kesempurnaan. Hal ini dapat diwujudkan dengan:
- Klasifikasi yaitu pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh.
- Ketuntasan bahasa yaitu kesempurnaan membahas materi secara menyeluruh dan utuh.
- Konsistensi Sudut Pandang. Sudut Pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya.
- Keruntutan. Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan dalam karangan. Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut bagaikan air mengalir-tidak pernah putus.
Ketukan tangan kecil di daun pintu sebuah rumah di pulau Mandangin, di malam buta pertengahan Februari yang lalu membangunkan penghuninya. Seorang bocah berseru dari luar memberi tahu, saat berangkat sudah tiba. Yang dipanggil bangkit dari tidurnya, berkemas, dan turun ke pantai. Si bocah yang di pulau itu disebut kacong, berlalu kerumah lain untuk membangunkan yang lain pula, dan beberapa waktu kemudian sebuah perahu dengan 18 awak meluncur ke tengah laut. Nelayan pulau Mandangin turun mencari ikan. Besuk siang mungkin merekakembali ke darat dengan tangkapan yang lumayan, tetapi boleh jadi pula ia pulang dengan hasil yang nihil. Malam itu adalah melam mencari nafkah. Hari itu janji batas hutang yang ditumpuk sampai ratusan ribu rupiah untuk setiap orang tengah ditunaikan.
source :
http://gustiayumade.wordpress.com/2010/10/16/alinea-paragraf/
http://iwayanlukman.blogspot.com/2012/11/pengertian-tentang-alinea.html
http://pamungkazdcrazy.blogspot.com/2012/01/pengertian-alinea-paragraf.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar