Kemampuan (pengetahuan
dan kerohanian) dan bakat adalah anugerah dari Allah yang pantas disyukuri.
Allah menghendaki agar bakat, kemampuan, kekuatan atau “talenta” yang kita
punyai,terus berkembang dan digunakan.
Menerima kehendak Allah
berarti menerima bimbingan-Nya, karena Dia akan mengantar kita setapak demi
setapak melalui keadaan diri dan lingkungan kita menuju keselamatan.
Di dalam diri kita tak
hanya bakat dan keterampilan, tetapi pengetahuan dan kerohanian kita, yang
senantiasa harus terus dikembangkan.
Seperti yang telah dikatakan oleh Rasul Paulus, bahwa kita harus terus
mengusahakan pembaharuan akal budi kita, agar akal budi kita ini selalu
diresapi oleh nilai-nilai kebaikan.
“Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang pempurna” (Rm 12:2).
Begitu juga dengan apa yang disampaikan Rasul Paulus
kepada orang-orang Filipi, “jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar,
semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua
yang sedap di dengar, semua yang di sebut ke bajikan dan patut dipuji,
pikirkanlah semua itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu
terima, dan apa yang telah kamu dengar, dan apa yang kamu lihat padaku,
lakukanlah itu.maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu (Flp
4:8-9).
Bersyukur dan Mempersembahkan Hidup Berdasarkan Karunia Allah
Setiap orang pasti bisa
menjadi yang baik. Menjadi yang terbaik merupakan keinginan dan harapan banyak
orang, tetapi tidak semua orang akhirnya bisa meraihnya. Di dalam Surat Paulus
kepada umat di Roma 12:1-8, secara garis besar dapat dikatakan, bahwa yang
penting bukan menjadi yang terbaik, tetapi mempersembahkan yang terbaik dari
diri kita.kita menyadari bahwa Allah mengaruniakan talenta yang berbeda-beda
kepada setiap orang.
Melakukan yang terbaik
sesui dengan talenta atau kemampuan kita merupakan wujud dari rasa syukur atas
karunia yang sudah kita terima dari Allah. Kita harus mensyukuri karunia yang
telah kita dapatkan secara terus-menerus untuk mewujudkan yang terbaik.
Paus Benediktus XVI
menyadarkan kit, bahwa panggilan hidup adalah inisiatif Allah, prakarsa Allah,
anugrah Allah. Manusia menjawab panggilan Allah, berkerja sama dengan rahmat
Allah dalam sikap iman, percaya, pasrah diri, dan dengan penuh harapan mengusahakan
pembaruan secara terus-menerus. Menjadi Anak Allah sesungguhnya merupakan kasih
karunia Allah, karena dicintai dan diberi hidup olrh Allah.
thankss... jadi nambah wawasan,, :)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus