Struktur
Dasar Manusia: Roh, Jiwa, dan Raga
Paulus dalam suratnya kepada jemaat
di Roma 12:1-2, mengatakan raga atau tubuh sebagai persembahan yang hidup kepada
Allah. Keberadaan kita di dalam dunia ini, untuk memperbarui budi dan
mengetahui serta selalu mencari kehendak Allah dalam menemukan yang baik dan
sempurna.
Kita perlu melihat lebih dalam,
bahwa di dalam raga jasmaniah ini ada jiwa dan roh yang selalu membuat kita
menjadi lebih sempurna dan baik adanya.
Paus Yohanes paulus II mengajak kita
menghargai raga atau tubuh jasmaniah ini dalam satu kesatuan yang mendalam,
bahwa di dalam tubuh ada kesucian yang harus senantiasa kita junjung, karena
Allah telah menciptakan kita dengan rencana yang indah, “... tubuh sesungguhnya
mampu membuat terlihat apa yang tidak terlihatan, yang spiritual dan yang
Ilahi. Tubuh telah diciptakan untuk menyalurkan ke dalam dunia yang kelihatan
ini, mesteri yang tersembunyi sejak awal dalam diri Allah ... Dan karena itu
tubuh menjadi tanda bagi misteri itu.
Raga atau tubuh jasmaniah merupakan tanda
pernyatan diri Allah dan rencana-Nya bagi umat manusia.”Allah telah “membuntuk manusia itu
dari debu tanah dan mengembuskan napas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah
manusia itu menjadi makhluk yang hidup” (Kej 2:7)embusan napas inilah yang
memberikan kita kehidupan. Napas dari “Yang Mahakuasa” yang memberikan hidup
(Ayb 33:4); yang diembuskan-Nya ke dalam lubang hidung dari tubuh Adam yang
belum bernyawa. Napas inilah yang menjadikan diri kita mempunyai “roh” sehingga
membuat kita menjadi manusia yang berjiwa yang hidup.
Kita ini sebagai pribadi manusia,
mempunyai tiga unsur penting yang tak bisa di lepaskan, yaitu roh, jiwa, dan
raga. Manusia adalh kesatuan ketiganya. Manusia bukanlah dualitas yang
dipisahkan satu sama lain, antara jiwa-roh dengan raga. Manusia tidak mungkin
disebut sebagai manusia jika hanya terdiri atas roh saja. Demikian juga
sebaliknya. Raga yang kita punyai ini adalah kudus adanya.
Walaupun raga ini
mempunyai keterbatasan-keterbatan alami, seperti kecacatan dan rasa sakit,
begitu juga raga ini akan renta nantinya, tetapi raga ini adalah Bait Suci
kita.
Di dalamnya ada roh Allah yang
berkerja bagi pertumbuhan dan perkembangan pribagi kita. Tentunya Bait Allah
adalah kudus dan suci, demikian juga dengan tubuh kita harus kudus dan suci.
Tubuh kita bukan untuk direndahkan begitu rupa atau digunakan untuk sesuatu
yang sia-sia dan tak bararti.
Kemampuan Dasar Manusia: Pikiran, Perasaan, Kehendak, dan Tindakan
Roh, jiwa, dan raga tak terpisahkan
dan menjadi satu kesatuan di dalam tubuh kita. Kita bukanlah seperti robot,
pribadi yang tak bernyawa, tetapi mempunyai pikiran, perasaan, kehendak, dan
tindakan.
Pemikiran dan kehendak inilsh ysng
membawa kita menjadi manusia yang juga berperasaan dan sekaligus mampu
bertindak.perasaan bukan hanya terbatas pada cinta, marah, dan sedih; namun ada
bermacam-macam perasaan.
Perasaan menggambarkan suatu
ungkapan hati yang kuat akan sesuatu hal, baik yang bersifat menyenangkan atau
pun menggelisahkan. Perasaan dapat menjadi informasi atau crmin hatibagi
seseorang kepada orang lain.
Perasaan inilah yang membuat kita
luhur, bermartabat, dan unik. Tentu semua itu dilatarbelakangi oleh pikiran dan
hati yang ada di dalam diri kita.setiap perbuatan atau tindakan kita selalu di
tuntun oleh hati dan pikiran kita.
Manusia bertindak bukan asal naluriah seperti binatang, tetapi menggunakan hati dan pikirannya. Inilah yang membedakan kemampuan manusia dengan yang lainnya.setiap tindakan manusia bukan spontan dan hanya atas dorongan insting (naluri), pada hakikatnya akan selalu melibatkan pikiran dan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar