- Semua Manusia Sesama dan Saudara Dalam Allah
Dalam kitab Nabi
Yeremia dikatakan ‘’Sebelum aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah
mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah
menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi
bangsa-bangsa’’ (Yer 1:5). Kutipan ini
begitu indah, betapa Allah memberikan renungan tentang keluhuran pribadi kita,
betapa berharganya pribadi kita.
Allah senantiasa turut
bergembira di kala sukacita, dan turut ber duka rasa di hari-hari kelabu yang
kadang kita temui. Berbagai dipahami-Nya, juga godaan yang sebing dan
senantiasa kita alami. Allah ada di dalam di dalam setiap kekhawatiran, juga
dalam setiap ingatan; baik sewaktu kita begitu semangat menyala maupun ketika
kita di ambang asa.
Semua dari kita, apa
pun itu, kekurangan, cacat, kelemahan tetaplah merupakan pribadi yang
bermartabat. Martabat itu tentu bakan diukur dari segi badan atau lahiriah.
Tetapi dari siapakah diri kita sebenarnya, yaitu pribadi yang telah diciptakan
Allah sesuai citra-Nya.
Citra itu pancaran.
Manusia mencerminkan atau perupakan pancaran dari Allah. Artinya, di dalam
martabat setiap pribadi manusia ini, kita dapat melihat gambaran atau pantulan
rupa Allah. Semua manusia tercipta baik adanya. Walaupun dalam kecacatan,
kekurangan, kemiskinan, dia tetap manusia yang bermatabat.
Kita semua adalah citra
Allah, hendaknya menghargai sesama manusia, bagaimana pun keadaan
fisik-lahiriahnya dan sifat-sifatnya. Kita berkewajiban menjaga dan
mengembangkan martabat, mengembangkan kebaikan-kebaikan diri sepaya bermanfaat
bagi sesama kita.
- Sikap dan Tindakan Menghargai Sesamaku
Manusia itu adalah
citra Allah. Semua manusia pada dasarnya mempunyai kebaikan dan keluhuran.
Namun, sering kali pengalaman menunjukkan, bahwa kehidupan bersama, tidak
selalu berjalan baik. Banyak peristiwa yang sangat memprihatinkan, manusia tak
dihargai martabatnya. Kehidupan manusia tiada pernah lepas dari konflik.
Secarik tutur kisah manusia selalu berujung pada konflik. Maka tepatlah jika
dikatakan bahwa kehidupan manusia adalah monumen konflik.
Berdasarkan tinjauan sosiologisnya, konflik merupakan
suatu proses sosial, antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana
alah satu pihak berusaha menyingkirkan pihap lain, dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya. Salah satu penyebab konflik adalah perbedaan.
Perbedaan-perbedaan tersebut di antaranya menyangkut ciri fisik, pengetahuan,
adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Konflik mengakibatkan manusiameng hancurkan keluhuran
pribadinya. Konflik yang tidak dapat diolah, dan cenderung menghancurkan, akan
berakibat atau menimbulkan keretakan hubungan antarkelompok.
Jika cara berpikir kita
hanya sebatas, bahwa orang lain “objek”, maka orang lain akan dipandang selalu
sebagai “yang lain” (the other). Maka yang terjadi kita akan selalu
menolak pribadi orang lain itu sebagai seseorang yang berharga dan sederajat
dengan kita. Cara pandang ini akan selalu memandang orang lebik rendah, lebih tidak
bermartabat, tidak bermoral, dan lain sebagainya.
Konflik dalam kehidupan
sebenarnya bukanlah sesuatu ancaman, melainkan sebuah kesempatan untuk melihat
kembali sejauh mana inferaksi dan hubungan kita dengan orang lain. Melalui
konflik, harusnya kita disadarkan, betapa pentingnya kita saling mengoreksi
diri, betapa masih banyak kekurangan di dalam diri kita berhubungan dengan
orang lain.
Kita hendaknya selalu
membangun sikap positif dalam berkomunikasi dengan orang lain, artinya
menghormati dan memnghargai orang lain secara tulus hati sehingga
pesalahpahaman dan konflik dapat dihindari. Bersikap dan berfikir positif
terhadap orang lain, mempunyai unsur-unsur, di antanranya kesediaan
mendengarkan, menghargai pendapat, dan melibatkan diri (berempati). Sikap
positif yang kita kembangkan perlu didasari dengan ketulusan hati.
Orang diharapkan mampu
memancarkan kisah Allah kepada sesama. Dengan sikap dan tindakan itu, manusia
menunjukkan tugasnya yang utama sebagai citra Allah. Allah sendiri adalah kasih.
Kita yang secitra dengan Allah seharusnyalah juga mengungkapkan kasih itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar